Singkat cerita adik kakak ini tiba di Jakarta. Mereka sepakat mencari hotel tertinggi dan mewah. Akhirnya mereka menemukan hotel tertinggi yang mereka idamkan.Hotel ini memiliki 50 lantai.
Mereka sengaja menyewa kamar di lantai paling atas yaitu lantai 50. Dengan sangat gembira mereka menuju lantai 50 dengan menggunakan tangga karena tidak mengetahui ada sarana lift.
Dengan agak tersengal-sengal tiba juga mereka di lantai 50 dimana kamar yang mereka sewa tepat menghadap jalan raya. Mereka sangat senang dengan pemandangan kota Jakarta yang baru pertama kali mereka lihat/alami. Merekan juga bisa melihat mobil-mobil masuk keluar halaman hotel tersebut. Setelah puas menikmati pemandangan kota Jakarta dari ketinggian, tak terasa sudah pukul 12 siang, waktunya makan.
Karena tidak tahu ada layanan restoran. Si kakak berinisiatif turun untuk pergi membeli makanan. Dengan semangat dan sangat terburu-buru dia menuruni tangga. Akhirnya tiba dia di lantai dasar dan langsung menuju tempat beli makan. Uhhh betapa kagetnya si kakak saat sadar bahwa dompetnya ketinggalan di kamar hotel lantai 50.
Seperti biasa di kampung, mereka terbiasa berteriak keras memanggil siapa saja yang berada ditempat yang agak jauh.
Si kakak langsung pergi keluar hotel tepat di halaman parkir untuk berteriak kepada adiknya yang ada di lantai 50, karena dia pikir untuk ambil dompet dengan menaiki 50 lantai akan cukup lama.
Kebetulan adiknya sedang berada di jendela hotel yang menghadap jalan raya, jadi si kakak jelas melihat adiknya di jendela kamar hotel lantai 50. Tanpa pikir panjang si kakak langsung berteriak sekeras-kerasnya: "Dik tolong lemparin dompet kakakkkkkkkkkkkkkk............................." Berulang-kali si kakak berteriak seperti itu dengan keras, namun sia-sia karena si adik tidak mendengar apa yang diteriakan kakaknya. Nampaknya si kakak tidak menyadari bahwa adiknya tdk bisa mendengarnya, jadi dia terus berteriak kepada adiknya.
Pada saat yang sama ada org bule, si bule ini mendekati si kakak, dengan teropong si bule melihat ke adik tersebut. Si kakak secara refleks meminjam teropong itu dan melihat ke arah adiknya di lantai 50 jendela kamar yg mereka sewa. Karena memakai teropong tentu saja si kakak dapat melihat adiknya seperti dekat sekali. Dengan polosnya si kakak berbisik (karena kelihatan dekat sekali): "Dik minta dompet kakak dong, tadi buru-buru turun jadi ga ingat bawa dompet nih buat beli makan."
hahahahaha
0 komentar:
Posting Komentar